Saturday, 18 March 2017

Esensi Positivisme Hukum Forex

Auguste Comte merupakan sosok Filosof besar dan kukup berpengaruh bagi perkembangan technowissenschaft. Deutsch - Übersetzung - Linguee als Übersetzung von "dimana dia merupakan penggagas dari aliran" vorschlagen Linguee - Yaitu, sebuah, aliran, filsafat, barat, yang, timbul, pada, abad, XIX, dan, merupakan, kelanjutan, dari, empirisme. Aliran positivisme ini merupakan aliran Hersteller pemikiran Auguste Comte yang cukup berpengaruh bagi peradaban manusia. Aliran Positivisme ini kemudian di abad XX dikembangluaskan oleh filosof kelompok Wina dengan alirannya Neo-Positivisme (Positivisme-Logis). 1 Sejarah Telah melukiskan bahwa masalah perolehan pengetahuan Menjadi Problem aktual Yang melahirkan Aliran Rasionalisme dan empirisme Yang Pada gilirannya Telah melahirkan Aliran Kritisisme sebagai alternatif dan Solusi terhadap pertikaian dua Aliran besar tersebut. Disinilah arti penting dari kemunculan Positivisme yang merupakan repräsentieren jawaban berikutnya terhadap problem-problem mendasar tersebut. Riournat Hidup Auguste Comte Auguste Comte merupakan filosof von dan garga negara Perancis yang von hinten ke-19 setelah revolusi von Perancis yang terkenal itu. Ia lahir von Montpellier, Perancis, pada tanggal 19 Januar 1798. Ia belajar di sekolah Politeknik von Paris, tetapi ia dikeluarkan karena ia seorang pendukung Republik, sedangkan sekolahnya justru royalistis. 2 Auguste Comte menerima dan mengalami secara langsung akibat-akibat negativ secara langsung revolusi tersebut khususnya dibidang sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan. Pengalaman Pahit Yang dilalui dan dialaminya Secara langsung bersama bangsanya itu, memotivaisi dirinya untuk memberikan alternatif dan Solusi ilmiah-filosofis dengan mengembangkan Erkenntnistheorie dan metodologi sebagaimana buah pikirannya itu tercermin di dalam Aliran positivisme. Aliran ini menjadi berkembang dengan unterrichten karena didukung oleh para elit-ilmiah dan maraknya era industrialisasi saat itu. 3 Comte bukanlah orang yang menyukai halb halb jang berbau matematika, tetapi lebih sorgfalt pada masalah-masalah sosial dan kemanusiaan. Bersama dengan Heinrich de8217Saint Simon, 4 Comte mencoba mengadakan kajian Problem-Problem sosial yang diakibatkan industrialisasi. Karena ketekunan dan kepiawaiannya von dalam bidang-bidang von sosial menjadikan von Comte sebagai von bapak sosiologi. Meskipun Comte tidak menguraikan Secara Lebih rinci masalah apa yang Menjadi obyek sosiologi, tetapi ia mempunyai asumsi bahwa sosiologi terdiri Dari dua hal, yaitu sosial Statis dan sosial Dinamis. Menurut Comte, sebagai sosial statis sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan Yang mempelajari Zeitbal Balik antara lembaga kemasyarakatan. Sedangkan sosial dinamis melihat bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang. 5 Dasar pemikiran Comte diperoleh secara inspiratif dari Heiliger Simon, Charles Lyell, dan Charles Darwin. Selain dari itu, Pemikiran Herbert Spencer mengenai 8220hukum perkembangan8221 juga mempengaruhi pemikirannya. Kata 8220rasional8221 bagi Comte terkait dengan masalah Yang bersifat empirik dan positif yakni pengetahuan riil Yang diperoleh melalui observasi (pengalaman indrawi), eksperimentasi, komparasi, dan generalisasi-induktif diperoleh hukum Yang sifatnya Umum sampai kepada Suatu teori. Karena itulah maka bagi positivisme, tuntutan utama adalah pengetahuan faktual Yang dialami oleh subjek, sehingga kata rasional bagi Comte menunjuk peran utama dan Penting Rasio untuk mengolah fakta Menjadi pengalaman. Berdasarkan atas pemikiran yang demikian esu, maka sebagai konsekuensinya metode yang dipakai adalah 8220Induktif-verifizatif8221. 6 Setelah tulisan-tulisannya mulai beredar, Vereinigte Staaten von Amerika Eropa bahkan melebihi ketenaran 8220sang majikan8221 Henry de8217Saint Simon. Ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia................. Comte juga senantiasa hidup dalam kemiskinan. Hal ini karena von pekerjaannya sebagai von pengarang dan guru von pribadi tidak von cukup von untuk hidup. Hanya berkat sumbangan-sumbangan pengikutnya, antara lain dari Fuchs von Inggris John Stuart Mill, ia bisa makan. 7 Auguste Comte meninggal pata tahun 1857 dengan meninggalkan karya-karya seperti Cours de Philosophie Possitive, Das Sistem der Possitive Polity, Die Wissenschaftlichen Labors Notwendig für die Anerkennung der Gesellschaft, dan Subjektive Synthese. 8 Auguste Comte amp Hukum Tiga Tahap Di antara karya-karyanya Auguste Comte, Cours de Philosphie Positiv dapat dikatakan sebagai meisterwerk - nya, karena karya itulah yang paling pokok dan sistematis. Buku ini dapat juga dikatakan sebagai repräsentieren bentangan aktualisasi dari yang di dalamnya Comte menulis tentang tiga tahapan perkembangan manusia. Menurut Comte, perkembangan manusia berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, tahap teologis, kedua, tahap metafisik, ketiga, tahap positif. 1. Tahap Teologis Pada tahap teologis ini, manusia perkaja bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. Kuasa-kuasa ini dianggap sebayai makhluk yang memiliki rasio als kehendak seperti manusia. Tetapi orang perkaya bahwa mereka berada Pada Tingkatan Lebih Tinggi Dari Pada Makhluk-Makhluk Selain Insani. Pada taraf pemikiran ini terdapat lagi tiga tahap. Pertama, tahap yang Paling bersahaja atau primitif, dimana orang menganggap bahwa segala benda berjiwa (animisme). Kedua, tahap Ketika orang menurunkan Kelompok hal-hal tertentu, dimana seluruhnya diturunkan Dari Suatu kekuatan adikodrati Yang melatarbelakanginya sedemikian rupa hingga TIAP tahapan gejala-gejala memiliki dewa sendiri-sendiri (polythéisme). 9 Gejala-gejala 8220suci8221 Nicht zutreffend 8220dewa-dewa8221, dan 8220dewa-dewa8221 ini dapat diatur dalam suatu sistem, sehingga menjadi politeisme dengan spesialisasi. Ada dewa api, dewa lautan, dewa angin, dan seterusnya. 10 Ketiga. Adalah tahapan tertinggi, dimana pada tahap ini orang mengganti dewa yang bermacam-macam itu dengan satu tokoh tertinggi (esa), yaitu dalam monotheisme. 11 Singkatnya, pada tahap ini manusia mengarahkan pandangannya kepada hakekat yang batiniah (sebab pertama). Di Sini, Manusia Percaya Kepada Kemungkinan adanya Sesuatu Yang Mutlak. Artinya, di balik setiap kejadischen tersirat adanya maksud tertentu. 12 2. Tahap Metafisik Tahap ini bisa juga sebastisch tahap transisi dari pemikiran Comte. Tahapan ini sebenarnya hanya merupakan varian Dari cara berpikir teologis, karena di dalam tahap ini dewa-dewa hanya diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda lahiriah, yang kemudian dipersatukan dalam sesuatu Yang bersifat Umum, yang disebut dengan alam. Terjemahan metafisis dari monoteisme itu misalnya terdapat dalam pendapat bahwa sema kekuatan kosmis dapat disimpulkan dalam konsep 8220alam8221, sebagai asal mula semua gejala. 13 Pada tahap positif, orang tahu bahwa tiada gunanya lagi untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak, baik pengenalan teologis maupun metafisik. Ia tidak lagi mau menkari asal und tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang sejati dari 8220segala sesuatu8221 yang berada von belakang segala sesuatu. Sekarang orang berusaha menemukan hukum-hukum kesamaan als urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang disajikan kepadanya, yaitu dengan 8220pengamatan8221 dan dengan 8220memakai akalnya8221. Pada tahap ini pengertian 8220menerangkan8221 berarti fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum. Dengan demikian, tujuan tertinggi dari tahap positiv ini adalah menyusun als dan mengatur segala gejala di bawah satu fakta yang umum. 14 Bagi comte, ketiga tahapan tersebut tidak hanya berlaku bagi perkembangan rohani seluruh umat manusien, tetapi juga berlaku bagi von bidang ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, comte menerangkan bahwa segala ilmu pengetahuan semula dikuasai oleh pengertian-pengertian teologis, sesudah itu dikacaukan dengan pemikiran metafisis dan akhirnya dipengaruhi hukum positif. Jelasnya, ketiga, tahapan, perkembangan, umat, manusia, itu, tidak, saja, berlaku, bagi, suatu, bangsa, atau, suku, tertentu, akan, tetapi, juga, individu, dan, ilmu, pengetahuan, Meskipun seluruh ilmu pengetahuan tersebut dalam perkembangannya melalui ketiga macam tahapan tersebut, namun bukan berarti dalam waktu yang bersamaan. Halb demikian dikarenakan segalanya tergantung pada kompleksitas susunan suatu bidang ilmu pengetahuan. Il........................................... Lebih jauh Comte berpendapat bahwa pengetahuan Positiv Merupakan Puncak Pengetahuan Manusia Yang Krankheit Sebastien Pengetahuan ilmiah. Di sini, ilmu pengetahuan, dapat, dikatakan, bersifat, positif, apabila, ilmu, pengetahuan, tersebut, memusatkan, perhatian, pada, gejala, gejala, yang, nyata, dan, kongrit, Dengan demikian, maka ada kemungkinan untuk memberikan Bewertungen die terhadap berbagai Cabang ilmu pengetahuan dengan Jalan mengukur isinya Yang positif, serta sampai sejauh Mana ilmu pengetahuan tersebut dapat mengungkapkan kebenaran Yang positif. 15 Sesuai dengan pandangan tersebut kebenaran metafisik yang diperoleh dalam metafisika ditolak, karena kebenarannya sulit dibuktikan dalam kenyataan. Demikianlah pandangan Auguste Comte tentang hukum tiga tahapnya, yang Pada intinya menyatakan bahwa pemikiran TIAP Manusia, TIAP ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah. Dalam hal ini Auguste Comte Mitglied Mitglied anal manusia muda atau suku-suku primitif pada tahap teologis sehegga dibutuhkan figur dewa-dewa untuk 8220menerangkan8221 kenyataan. Sie haben keine Berechtigung zur Stellungnahme. Pada tahap dewasa dan matang digunakan metode-metode positiv dan ilmiah. 16 Positivismus Auguste Comte Filsafat positivisme merupakan salah satu aliran filsafat modernen yang lahir pada abad ke-19 kaufen. Dasar-dasar filsafat ini dibangun oleh Heiliger Simon dan dikembangkan oleh Auguste Comte. Adapun yang menjadi tititk tolak dari pemikiran positivis ini adalah, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan positif, sehingga metafisika ditolaknya. Di sini, yang dimaksud dengan 8220 archiv8221 adalah segala gejala yang tampak seperator apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman obyektif. Jadi, setelah fakta diperoleh, fakta-fakta tersebut diatur sedemikian rupa agar dapat Mitgliedschaftsname semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan. 17 Sebenarnya, tokoh-tokoh aliran ini sangat banyak. Nam.......................................... Menurut Comte, dan juga para penganut aliran positivisme, ilmu pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta karena positivisme menolak metafisisme. Bagi Comte, menanyakan hakekat, benda-benda atau,,,,,,,,,,,,,,,, Zeitungen, Oleh il.................................................. Dengan demikian, kaum positivis membatasi dunia pada hal-hal yang bisa dilihat, diukur, dianalisa dan yang dapat dibuktikan kebenarannya. 18 Dengan vorbildlicher pemikiran seperti ini, kemudian Auguste comte mencoba mengembangkan Positivisme ke dalam Agama atau sebagai pengganti agama. 19 Hal ini terbukti dengan didirikannya Positive Gesellschaften di berbagai tempat yang memuja kemanusiaan sebagai ganti memuja Tuhan. Perkembangan selanjutnya dari aliran ini melahirkan aliran yang bertumpu kepada isi dan fakta-fakta yang bersifat materi, yang dikenal dengan Materialisme. 20 Selanjutnya, karena agama (Tuhan) tidak bisa dilihat, diukur und dianalisa serta dibuktikan, maka agama tidak mempunyai arti und faedah. Comte berpendapat bahwa suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan esu sesuai dengan fakta. Sebaliknya, sebuah pernyataan akan dianggap salah apabila tidak sesuai dengan Daten empiris. Sie haben noch keine Artikel in Ihrem Warenkorb. Modell pemikiran ini dalam epistemologi Erbkrankheit dengan teori Korespondensi. Keberadaan (Existenz) sebagai masalah sentral bagi perolehan pengetahuan, mendapat bentuk khusus bagi Positivisme Comte, yakni sebaiai suatu yang jelas dan pasti sesuai dengan makna yang terkandung di dalam kata positif. Kata nyata (riil) dalam kaitannya dengan positiv bagi suatu objek pengetahuan, menunjuk kepada hal yang dapat dijangkau atau tidak dapat dijangkau oleh akal. Adapun Yang Dapat Dijangkau Oleh Akal Dapat Dijadank Sebagai Objek ilmiah, Sedangkan Sebaliknya Yang Tidak Dapat Dijangkau Oleh Akal, Maka tidak dapat Dijadank sebagai objek ilmiah. Kebenaran bagi Positivisme Comte selalu bersifat riil als pragmatik artinya nyata dan dikaitkan dengan kemanfaatan, dans nantinya berujung kepada penataan atau penertiban. 21 Oleh karenanya, selanjutnya Comte beranggapan bahwa pengetahuan Yang demikian itu tidak bersumber Dari otoritas misalnya bersumber Dari kitab suci, atau penalaran metafisik (sumber tidak langsung), melainkan bersumber Dari pengetahuan langsung terhadap Suatu OBJEK Secara indrawi. Dari-Modell Pemikiran tersebut, akhirnya Comte menganggap bahwa garis demarkasi antara sesuatu yang ilmiah dan tidak ilmiah (Pseudowissenschaft) adalah verifizierbar. dimana Comte untuk mengklarifikasi Suatu pernyataan itu bermakna atau tidak (sinnvoll dan sinnlos), ia melakukan verifikasi terhadap Suatu gejala dengan gejala-gejala Yang gelegen untuk sampai kepada kebenaran Yang dimaksud. 22 Dan sebagai konsekwensinya, Comte menggunakan metode ilmiah Induktif-Verivikatif. Yakni sebuah metode menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum, kemudian melakukan verifikasi. Selanjutnya Comte juga menggunakan pola operasional metodologis dalam bentuk observasi, eksperimentasi, komparasi, dan generalisasi-induktif Singkatnya, filsafat Comte merupakan filsafat Yang anti-metafisis, dimana dia hanya menerima fakta-fakta Yang ditemukan Secara positif-ilmiah, dan menjauhkan Diri Dari semua Pertanyaan Yang mengatasi bidang ilmu-ilmu positif. Semboyan Comte Yang terkenal adalah savoir gießen prevoir (mengetahui Supaya SIAP untuk bertindak), artinya Manusia Harus menyelidiki gejala-gejala dan hubungan-hubungan antara gejala-gejala, Agar Supaya dia dapat meramalkan apa yang akan terjadi. 23 Filsafat positivisme Comte juga disebut sebaiai faham empirisme-kritis, bahwa pengamatan dengan teori berjalan abziehen. Bagi Comte pengamatan tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dasar sebuah teori dan pengamatan juga tidak mungkin dilakukan Secara 8220terisolasi8221, dalam arti Harus dikaitkan dengan Suatu teori. 24 Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subjek verdünnung fakta, menolak segala penggunaan metoda di luar yang digunakan untuk menelaah fakta. Atas kesuksesan teknologi Industri abad XVIII, positivisme mengembangkan pemikiran tentang ilmu pengetahuan universal bagi kehidupan Manusia, sehingga berkembang etika, politik, dan-Lain gelegen sebagai disiplin ilmu, yang tentu saja positivistik. Positive Bewertungen mengakui eksistensi dan menolak esensi. Ia menolak setiap definisi yang tidak bis zu digapai oleh pengetahuan manusia. Bahkan ia juga menolak nilai (Wert). 25 Apabila dikaitkan dengan ilmu sosial budaya, positivisme Auguste Comte berpendapat bahwa (a) gejala sosial budaya merupakan bagian Dari gejala alami, (b) ilmu sosial budaya juga Harus dapat merumuskan hukum-hukum atau generalisasi-generalisasi Yang mirip Dalil hukum alam, (c ) Berbagai prosedur serta metode penelitian dan analisis yang ada dan telah berkembang dalam ilmu-ilmu alam dapat dan perlu diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial budaya. Sebakai akibat dari pandangan tersebut, maka ilmu sosial budaya menjadi bersifat prädiktiven als erklärenden sebagaimana halnya dengan ilmu alam dan ilmu pasti. Generalisasi-generalisasi tersebut merangkum keseluruhan fakta yang ada namun sering kali menegasikan adanya 8220contra-mainstream8221. Manusien, masyarakat, dan kebudayaan dijelaskan secara matematis dan fisis. 26 Demikianlah beberapa pemikiran Auguste Comte tentang tiga tahapan perkembangan manusia dans juga bagaimana Positivismus Auguste Comte memandang sumber ilmu pengetahuan. Positivismus Auguste Comte mengemukakan tiga tahap perkembangan peradaban als pemikiran manusia ke dalam tahap teologis, metafisik, dan positivisierung. Pada tahap teologis pemikiran Manusia dikuasai oleh Dogma Agama, pada tahap metafisik pemikiran Manusia dikuasai oleh filsafat, sedangkan Pada tahap positivistik Manusia sudah dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan TEKNOLOGI. Pada tahap ketiga esulah aspek humaniora dikerdilkan ke dalam pemahaman positivistik yang bercorak eksak, terukur, dan berguna. Ilmu-ilmu humaniora baru dapat dikatakan sejajar dengan ilmu-ilmu eksak manakala menerapkan metode positivistisch. Di sini mulai terjadi metodolatri. Pendewaan terhadap aspek metodologis. Selain itu, Modell filsafat positivisme-nya Auguste Comte tampak begitu mengagungkan akal als panca indera manusia sebagai tolok ukur 8220kebenaran8221 kaufen. Sebenarnya 8220kebenaran8221 sebagai masalah pokok pengetahuan manusien adalah bukan sepebuhnya milik manusia. Akan tetapi hanya merupakan kewajiban manusien untuk berusaha menghampiri dan mendekatinya dengan 8220cara tertentu8221. Kata cara tertentu mich r ujuk pada pemikiran Karl Popper männlich 8220kebenaran8221 dan sumber diperolehnya. Bagi Popper, Ini Merupakan Tangkapan Manusia Terhadap Objek Melalui Rasio (akal) dan pengalamannya, namun selalu bersifat tentatif. Artinya kebenaran selalu bersifat sementara yakni Harus dihadapkan kepada Suatu pengujian Yang ketat dan gawat (entscheidend-Test) dengan cara pengujian 8220trial und error8221 (proses penyisihan terhadap kesalahan atau kekeliruan) sehingga 8220kebenaran8221 se1alu dibuktikan melalui Jalur konjektur dan refutasi dengan tetap konsisten berdiri di atas landasan Pemikiran Rasionalisme-kritis dan Empirisme-kritis. Atau dengan meminjam dialektika-nya Hegel, sebuah 8220kebenaran8221 akan selalu mengalami proses tesis, sintesis, dan anti tesis, dan begitu seterusnya. Pandangan mengenai 8220kebenaran8221 Yang demikian itu bukan berarti mengisyaratkan bahwa Penulis tergolong penganut Relativismus, karena menurut Hemat Penulis, Relativismus sama sekali tidak mengakui 8220kebenaran8221 sebagai MILIK dan tangkapan Manusia terhadap Suatu OBJEK. Penulis berkeyakinan bahwa Manusia Mampu menangkap dan menyimpan 8220kebenaran8221 sebagaimana Yang diinginkannya serta menggunakannya, namun bagi Manusia, 8220kebenaran8221 selalu bersifat sementara karena Harus selalu terbuka untuk dihadapkan dengan pengujian (falsifikasi). Diese Seite wurde zuletzt am 19. Januar 2010 um 19:10 Uhr geändert. Auguste Comte. Hal demikian karena Suatu teori, hukum ilmiah atau hipótesis tidak dapat diteguhkan (diverifikasikan) Secara positif, melainkan dapat disangkal (difalsifikasikan) Jelasnya, untuk menentukan 8220kebenaran8221 itu bukan perlakuan verifikasi melainkan melalui proses falsifikasi dimana Daten-Daten Yang Telah diobservasi, dieksperimentasi, dikomparasi dan Di allgemeinisasi-induktif berhenti sampai di situ karena telah dianggap benar dan baku (positif), melainkan harus dihadapkan dengan pengujian baru. Maksum, Ali et al. Paradigma Pendidikan Universal-di Ära Modern dan Post-Modern Mencari 8220Visi Baru8221 atas 8220Realitas Baru8221 Pendidikan Kita, Yogyakarta: IRCiSoD 2004 Wibisono, Koento, Arti Perkembangan menurut positivisme Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada Universität Presse, Cet. II, 1996 Azis, Ichwan Supandi. Karl Raimund Popper dan Auguste Comté Suatu Tinjauan Tematik Schwierigkeitsgrad Epistemologi dan Metodologi. Yogyakarta: Jurnal Filsafat, Jilid 35, Nomor 3, Desember 2003 Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000 Deltgauw, Bernard, Sejarah Ringkas Filsafat Barat, TERj. Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992 Bertens, K. Filsafat Barat Dalam Abad XX. Jilid I, Jakarta: Gramedia 1981 Hammersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: Gramedia 1983 Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cet. IV 2001 Biyanto, 8220Hubungan Agama dan Filsafat di Barat Sebuah Survei Sejarah Lintas Periode8221 dalam geocities / Thermalquellen / 6774 / j-18.html Lihat 8220Fenomenologi, Hermeneutika dan Positivisme8221 dalam veggy. wetpaint. Com / Seite / Fenomenologi, HermeneutikadanPositivisme 1 Ali Maksum, et. al. Paradigma Pendidikan Universal di Era Moderne und postmoderne Mencari 8220Visi Baru8221 atas 8220Realitas Baru8221 Pendidikan Kita, Yogyakarta: IRCiSoD, 2004, hlm. 77 2 Bewertungen Koento Wibisono, Arti Perkembangan menurut Positivisme Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada Universität Presse, Cet. II, 1996, hlm 5 3 Ichwan Supandi Azis. Karl Raimund Popper dan Auguste Comté Suatu Tinjauan Tematik Schwierigkeitsgrad Epistemologi dan Metodologi. Yogyakarta: Jurnal Filsafat, Dezember 2003, Jilid 35, Nomor 3, hlm. 254 4 Henry de8217Saint Simon adalah seorang bangsawan sekaligus salah seorang gefilmt von termasyhur di Perancis waktu itu von Auguste Comte pernah menjadi sekretaisnya. 5 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 443 6 Ichwan Supandi Azis, Loc. Cit. 18 Ali Maksum, et. al. Op. Cit. Hlm 82 19 Sebagai Katatan, Pada Akhir Hidupnya, Auguste Comte bahkan Berupaya Membranen Agama Baru tanpa Teologi atas dasar Filsafat positifnya. 8220Agama8221 Baru tanpa teologi ini mengagungkan akal dan mendambakan Kemanusiaan dengan sumboyan 8220cinta sebagai prinsip, teratur sebagai Basis, dan Kemajuan sebagai tujuan.8221 Dan sebagai istilah ciptaannya Yang terkenal adalah Altruismus. Yaitu menganggap bahwa soal utama bagi manusia ialah usaha untuk hidup bagi kepentingan orang liegen. Lihat Asmoro Akhmadi, Loc. Cit. 20 Lihat Biyanto, 8220Hubungan Agama dan Filsafat von Barat Sebuah Survei Sejarah Lintas Periode8221 dalam geocities / HotSprings / 6774 / j-18.html 21 Koento Wibisono, Op. Cit., Hlm. 38 22 K. Bertens. Filsafat Barat Dalam Abad Für eine grössere Darstellung klicken Sie auf das Bild. Jilid I, Jakarta: Gramedia 1981, hlm. 171 23 Hammersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: Gramedia, 1983, hlm. 3 et. seq. 24 Kunto Wibisono, Op. Cit. Hlm 48 25 Lihat 8220Fenomenologi, Hermeneutika dan Positivisme8221 dalam veggy. wetpaint / SeiteSekara etimologi, psikologi memiliki arti ilmu-ilmu tentang jiwa. Dalam Islam, istilah jiwa memiliki padanan dengan kata nafs. Meski ada juga yang menyamakan dengan istilah ruh. Namun begitu, istilah nafs lebih populer penggunaannya daripada istilah ruh. Dan dengan demikian, psikologi dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Araber menjadi ilmu al nafs atau ilmu al ruh. 1 Selanjutnya, istilah ilmu al nafs banyak dipakai dalam Literatur psikologi Islam, meskipun sebenarnya Begriff al nafs tidak dapat disamakan dengan istilah-istilah psikologi kontemporer seperti Seele atau Psyche. Hal demikian dikarenakan al nafs merupakan gabungan substansi jasmani dan ruhani, sedangkan soul dan psyche hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia. 2 Sebagai sebuah disiplin ilmu Yang relatif Baru, psikologi Baru dikenal Pada akhir abad ke-18 M, meskipun akarnya Telah menghujam Jauh ke dalam kehidupan primitive UMAT Manusia Sejak zaman dahulu Kala. Platon sudah mengatakan bahwa manusia adalah jiwanya, sedangkan badannya hanyalah sekedar alat saja. Aristoteles, berbeda dengan Plato, juga, pernah, mengatakan, bahwa, jiwa, adalah, fungsi, dari, badan, seperti, halnya, penglihatan, adalah, fungsi, dari, mata. 3 Meskipun kajian Zentang Jiwa Sudah Ada Sejak Zaman Plato von Yunani, namun kajian tentang jiwa tersebut selanjutnya 8220menghilang8221 bersama dengan runtuhnya peradaban Yunani. Kemudian Ketika pemikir-pemikir Islam mengisi Panggung Sejarah melalui Gerakan penterjemahan dan kemudian komentar serta karya orisinil Yang dilakukan Pada masa Daulah Abbasysyiyah, esensi Dari pemikiran Yunani diangkat dan diperkaya. 4 Namun begitu, satu hal Yang Perlu digarisbawahi adalah bahwa pemahaman jiwa (nafs) oleh Islam para Ulama8217 generasi pertama tidaklah diilhami Dari pemikiran Yunani, tetapi Dari al Qur8217an dan Hadits. Hal ini bisa kita lihat dalam al Qur8217an yang menyebut kata nafs tidak kurang dari 300 kali. Demikian pula dalam hasits, kata nafs banyak sekali di sebut. Dalam perkembangannya, kaitannya dengan upaya membangun Kesehatan mentale Manusia, kajian nafs ternyata bukan psikologi seperti Yang kita kenal saat ini, tetapi tasawuf dan akhlak, yakni ilmu Yang menekankan nafs sebagai sifat Yang tercela Yang Perlu disucikan (Tazkiyah al nafs) Agar Menjadi nafs Yang sehat (Nafs al muthma8217innah). 5 Terlepas Dari itu semua, ilmu psikologi seharusnya dilihat sebagai upaya Manusia untuk membuka Rahasia sunnatullah Yang bekerja Pada diri Manusia (ayat-ayat nafsaniyah) dalam arti menemukan berbagai Asen, unsur, proses, fungsi, dan hukum-hukum di seputar kejiwaan Manusia. Berangkat Dari asumsi di atas, kiranya 8220PR8221 Yang Perlu dikerjakan adalah menjadikan psikologi Agar dapat digunakan untuk menerangkan berbagai Problem Yang dihadapi oleh Kaum Muslimin dalam kehidupan kesehariannya, melakukan telaah kritis terhadap konsep-konsep dan teori-teori psikologi Yang dipandang menyimpang Dari AJARAN Islam, kemudian menawarkan konsep alternatif tentang psikologi yang Lebih sesuai dengan AJARAN Islam sehingga dapat disebut Psikologi Islami atau Psikologi Islam, meskipun sampai sejauh ini belum ada kesepakatan tentang penyebutan nama, apakah menggunakan nama Psikologi Islami atau Psikologi Islam. Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ilmu Psikologi Der Islam seperti halnya Sosiologi Der Islam masih dalam proses pembangunan, dan belum mewujud sebagai sains. 8220Kebaruan8221 ini bukan berarti topik tentang psyche, nafs, atau jiwa belum dijamah oleh düne keilmuan Islam, melainkan karena sejarah keilmuan yang berbeda. 6 Perbedaan Yang gelegen adalah dalam rumusan konsep manusia dan cara mendekatinya. Psikologi Barat semata-mata menggunakan kemampuan intelektual untuk menemukan als mengungkapakan asas-asas kejiwaan, sementara Psikologi islam mendekatinya dengan memfungsikan akal dan keimanan sekaligus. 7 Walaupun demikian, sebagai ilmu Yang masih dalam proses Pembangunan, jika ingin menghasilkan Suatu pendekatan Baru Dalam khasanah Psikologi Islam, maka Langkah yang paling tepat bukan memulainya Dari nol, melainkan dimulai Dari penemuan dan teori psikologi Barat kontemporer. Berangkat dari asumsi demikian, kiranya ada dua vorbildlicher pendekatan, Pertama, psikologi sebagai pisau analisis dalam menghadapi masalah-masalah yang berkembang di kalangan Umat Islam. Kedua, Islam dijadikan sebagai alat von untuk menilai konsep-konsep psikologi Barat kontemporer. 8 Diatas itu semua, semangat Pengembangan Psikologi Islam hendaknya tetap mengacu Pada beberapa hal, diantaranya: 1) Psikologi Islami adalah merupakan ilmu Yang berbicara tentang Manusia, terutama masalah kepribadian Manusia, yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan pendekatan Problem dengan didasari sumber-sumber Formalen Islam (al Qur8217an dan Hadits), akal, indera dan intuisi. 9 2) Psikologi Islamisches adalah konsep psikologi modernes yang telah melalui proses filterisasi dan didalamnya terdapat wawasan Islam. 10 3) Psikologi Islami Adalah Perspektif Islam Terhadap Psikologi modernen Dengan Membranen konsep-konsep Yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Islam. 11 4) Psikologi Islami ialah ilmu tentang Manusia Yang kerangka konsepnya Benar-Benar dibangun dengan semangat Islam dan bersandarkan Pada sumber formale (al Qur8217an dan Hadits) Yang dibangun dengan memenuhi syarat-syarat ilmiah. 12 5) Psikologi Islam merupakan Corak psikologi Yang berlandaskan citra Manusia menurut AJARAN Islam, Yang mempelajari keunikan dan pola perilaku Manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, Lingkungan sekitar dan alam kerohanian dengan tujuan meningkatkan Kesehatan mental dan kualitas keberagamaan. 13 Dengan demikian, jika psikologi mempunyai tugas mencakup, menguraikan, memprediksi dan mengendalikan tingkah laku Manusia, maka psikologi Islam masih memiliki tugas tambahan, yaitu Pengembangan psikologi Islam. Es ist dir nicht erlaubt, auf Beiträge zu antworten. Es ist dir nicht erlaubt, Anhänge hochzuladen. Selain itu, psikologi Islam juga Harus Mampu merumuskan Asen-Asen kejiwaan Dari al Qur8217an dan Hadits, yaitu Yang berkaitan dengan karakter Manusia sebagaimana Yang Telah banyak disebutkan dalam al Qur8217an, seperti dlaif (lemah), Jahl (bodoh), halu8217 (terburu-buru ), zhulm (sewenang-Wenang), kaffar (banyak menentang), kanud (tindak Pandai berterimakasih), ghalidl al qalbi (Keras dan kasar hati), qalbun Salim (hati yang bersih), fi qulubihim Maridl (penyakit hati), lahiyah al Qulub (hati yang lalai), ru8217fah wa rahmah (cinta dan kasih sagend) dan lain-lain. 14 Psikologi Islami juga harus mengkaji amalan-amalan Yang telah dilaksanakan umat Islam yang disinyalir memiliki pijakan psikologis. Dalam bidang konseling misalnya, meski para Benutzer, die gerade dieses Thema anschauen: 1 Gast / Gäste Kontakt | Impressum | Allgemeine Geschäftsbedingungen | Nutzungsbedingung | Datenschutzerklärung | Widerruf und Rückgabebelehrung | Boleh jadi Paradigmas Yang digunakan oleh para kiai tersebut berbeda dengan Paradigmas psikologi modern, melainkan Paradigmas tasawuf dan akhlak, tetapi tidak bisa dibantah bahwa tujuan tausiyah para kiai tersebut adalah memberikan Solusi atas Problem Problem psikologi Yang dihadapi. Jadi, jika ruang lingkup psikologi modernen Terbatas Pada tiga dimensi fisik-biologi, kejiwaan dan sosio-Kultural, maka ruang lingkup psikologi Islami di samping tiga dimensi tersebut juga mencakup dimensi keruhanian, dimensi geistig, Suatu wilayah Yang tidak pernah disentuh oleh psikologi Barat karena perbedaan Pijakan 15Pada dasarnya pengetahuan diperolehm melalui tahapan sebagai Berikut: 8220 Pengalaman. Dimana keunikan beberapa kejadian, fenomena mendorong kita untuk melakukan observasi als refleksi untuk mengetahui penyebabnya, dan merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan generalisasi yang abstrak. Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesisnya. Memahami implikasi konsep pada situasi yang baru dan pada proses untuk memperbaiki pengetahuan kita. Tetapi, modell ini tidak membedakan antara proses penguasaan suatu pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodanya), dan epistemologi (menyatakan metodologinya). Pengetahuan terdiri dari tiga tipe yaitu: Kenntnisse8209 von atau pengetahuan faktual (sesungguhnya) Tingkat pertama, dari pengalaman sampai melakukan Beobachtungen als refieksi, menghasilkan knowledge8209of atau pengetahuan persönlich. Knowledge8209 dass atau pengetahuan Yang diperoleh Dari pengalaman atau perkenalan, Tingkat Kedua, Dari melakukan observasi dan refleksi sampai mencari Alasan abstrak untuk menguji dan melakukan percobaan, menghasilkan knowledge8209that. Kenntnisse8209how atau pengetahuan yang berhubungan dengan tata. cara (praktis) Tingkat ketiga, dari pengujian als melakukan perkobaan sampai mempunyai pengalaman, menghasilkan knowledge8209how praktis. Klasifikasi peneliti-peneliti akuntansi Klasifikasi penelitian akuntansi menurut C. G. Jung: Pada dasarnya, Jungen mengklasifikasi einzeln dengan cara penerimaannya terhadap informasi, yaitu dengan sensasi atau intuisi, dan cara mereka dalam membuat keputusan, yaitu pikiran atau perasaan. Definisi komponen8209komponen dimensi model Jung: - Sensasi mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan, berfokus pada hal8209hal yang mendetail, menekankan pada saat dan tempat ini dan pada hal8209hal yang praktis. - Intuisi mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi, menekankan pada keseluruhan atau Gestalt, mempertahankan idealisme yang memungkinkan pada pembuatan hipotesis, dan mempunyai minat dengan jangka waktu yang lama. - Pemikiran terkait dengan penggunaan penalaran yang tidak menunjuk pada orang tertentu dan formal untuk mengembangkan penjelasan pada batasan yang ilmiah, teknis, dan teoretis. - Pada sisi lain, perasaan terkait dengan pembuatan keputusan yang berdasar pada ketetapan bernilai tinggi dan berfokus pada masalah nilai, moral dan etika manusia. Klasifikasi penelitian menurut Mitroff dan Kilman. Ilmuwan abstrak . merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku bertanya dengan metodologi dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan reliabilitas, dan tergantung pada paradigma yang sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten. Teoretisi konseptual . merupakan orang yang mempunyai kepribadian pemikir-intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan, bukan untuk pengujian. Humanis khusus . merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan8209perasaan, terkait dengan keunikan khusus setiap manusia. Setiap orang itu media yang unik, bukan yang secara teoretis, abstrak. Humanis konseptual . merupakan orang yang mempunyai kepribadian intuisi perasaan, berfokus pada kesejahteraan manusia, mengarahkan pertanyaan konseptual personalnya pada pembentukan seluruh manusia menjadi bak. Perspektif metodologi akuntansi: ideografi versus nomotesis Pandangan penelitian akuntansi yang diterima secara luas menggambarkan bahwa akuntansi berfungsi untuk membuat hukum8209hukum umum yang mencakup perilaku kejadian atau objek empiris, yang merupakan perhatian ilmu, sehingga memungkinkan bagi kita untuk menghubungkan pengetahuan dari kejadian yang diketahui secara terpisah, dan untuk membuat prediksi yang reliabel mengenai kejadian8209kejadian yang belum diketahui. Perbedaan antara nomotesis dan ideografi bermula dari perbedaan asumsi8209asumsi yang mendasari pengetahuan ilmu sosial yaitu: Pendekatan subjektif pada ilmu sosial memberikan ciri asumsi nominalisme bagi ontologi (cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat makhluk atau kenyataan), asumsi anti positivisme bagi epistimologi (cabang ilmu filsafat yang berkenaan dengan asal usul, sifat dan batas8209batas pengetahuan), asumsi voluntarisme bagi sifat alami manusia, dan terakhir asumsi ideografi bagi metodologi. Pendekatan objektif memberikan ciri ontologi realistis, asumsi faktor penentu epistimologi positif pada sifat alami manusia, dan metodologi nomotesis. Perspektif ilmu akuntansi Pengetahuan merupakan hasil perbaikan kognitif secara konstan: kritik dan perbaikan pengetahuan umum, memperjelas pengetahuan yang dubitanda 8209 dinyatakan meragukan. Perbaikan kognitif dicapai dengan: o Usaha untuk memperjelas (multiplicative), yaitu konfirmasi fenomena dengan berbagai subjek dan o Pembuatan struktur yang jelas (structural corroboration), yaitu menggunakan teori8209teori dan hipotesis mengenai dunia dan mengkonfirmasikannya dengan data empiris. Pepper membedakan empat hipotesis yang tepat untuk hipotesis struktural. Hipotesis tersebut merupakan empat hipotesis dunia, yaitu formisme, mekanisme, kontekstualisme, dan organisme . Sejumlah besar hipotesis dikurangi hingga menjadi empat hipotesis dunia dengan menggunakan teori hipotesis awal, yang disebut root metaphor theory. Dua perangkat asumsi yang terkait dengan struktur logis dunia sosial dapat digunakan untuk membedakan antara keempat hipotesis, yaitu: o Dimensi pertama membedakan antara teori analitis dengan sintesis. o Dimensi kedua membedakan antara teori dispersif (penyebaran) dengan integratif (penggabungan). Sebagai hasil penggunaan kedua dimensi tersebut, empat hipotesis dunia dapat dicirikan sebagai: o Formisme, mencakup teori analitis dan dispersif. o Mekanisme, mencakup teori analitis dan integratif. o Kontekstualisme, mencakup teori sintesis dan dispersif, o Organisme, mencakup teori sintesis dan integratif. Forminisme dalam akuntansi terdiri dari pencarian kesamaan dan perbedaan antara beberapa objek studi yang berbeda tanpa memperhatikan hubungan yang ada diantara objek studi tersebut. Formisme sesuai dengan praktek akuntansi, yaitu pada kesamaan dalam mencapai resolusi. Hal ini penting bagi pengkhususan karakter akuntansi atau bagi penentuan karakter suatu akuntansi tertentu. Objek studi diasumsikan terkandung secara sistematis, kesamaan bebas setiap peneliti, dan tugas peneliti akuntansi adalah untuk menemukan ciri mereka. Bagi peneliti formisme dalam bidang akuntansi, penemuan untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antar objek studi tidak cukup untuk menentukan realitas akuntansi, dan untuk menetapkan hubungan antara praktek dengan penelitian akuntansi. Usaha ekplisit untuk mencari penyebab persarnaan dan perbedaan bukanlah bidang peneliti formisme, tetapi lebih menjadi bidang peneliti mekanisme. Mekanisme dalam akuntansi tidak hanya mencari persamaan dan perbedaan antar objek studi, tetapi juga mencari hubungan kuantitatif antar objek studi sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi. Mekanisme dalam akuntansi juga mencari aturan8209aturan empiris antar fenomena8209fenomena yang berbeda melalui berbagai bentuk korelasi statistis. Penelitian pasar, keperilakuan, penelitian akutansi positif, studi untuk memprediksi kejadian dan studi berbasis korelasi lain dalam penelitian utama akuntansi, merefleksikan pembelokan mekanisme analitis yang berfokus pada fenomena tersendiri, tidak secara kompleks dan konteks, dan pembelokan mekanisme integratif dengan melihat dunia sebagai sesuatu yang tersusun baik dengan hubungan yang dapat dijelaskan dan dikualifikasikan. Hasilnya jauh dari sempurna karena: o tingkat koefisien korelasi yang tidak memuaskan: o kurangnya pengendalian bagi penjelasan8209penjelasan alternatif: o sampel8209sampel yang kurang mewakili: dan o replikasi yang tidak ada habis8209habisnya dan 8220tersamar8221. Masalah lain yang terkait dengan mekanisme dalam akuntansi adalah asumsi yang menyatakan bahwa: o klasifikasi industri: o klasifikasi sementara, misal sebelum dan setelah suatu kejadian politis, kejadian ekonomis atau sosial. Kontekstualisme dalam penelitian akuntansi hanya tergantung pada analisis fakta-fakta yang dapat memberikan verifikasi langsung, fakta8209faka yang sesuai dengan situasi yang ada, misal suatu industri tertentu. Kondisi itu merupakan hasil akhir yang terbatas dalam cakupannya. Setiap usaha untuk memberikan verifikasi tidak langsung, yang sesuai dengan pengakuan bahwa dunia mempunyai struktur tertentu, membutuhkan ketergantungan pada hipotesis dunia lainnya. Ini merupakan dilema yang serius bagi kontekstualisme dalam akuntansi, yaitu menerima kekhususan atau mengakui perubahan dalam konteks secara terus menerus. Penerapan organisisme dalam akuntansi berfokus pada konteks8209konteks tertentu ( gestalt) sebagai objek studi yang terdiri dari fakta8209fakta yang tersusun baik dan terintegrasi, sehingga dapat dijabarkan dan diprediksi. Organisisme berusaha mencari penentuan aturan8209aturan empiris antara fenomena8209fenomena yang berbeda melalui berbagai bentuk analisis statistika. Dengan menerapkan organisisme, sebagian besar kelemahan mekanisme dalam akuntansi dapat diatasi, dengan menggabungkan penelitian dan temuan8209temuan pada suatu konteks tertentu. Organisisme dalam akuntansi sangat tergantung pada ketersediaan data base asli, yang berfokus pada konteks tertentu yang mengakui kekhususan data dan mengharmonisasikannya menjadi data akuntansi yang lebih lengkap, karena adanya struktur mendasar dan komprehensif. Organisisme dalam akuntansi juga membutuhkan identifikasi urut8209urutan langkah yang mencapai puncak pada keseluruhan struktur yang sempurna. Yang akan terlihat adalah kejadian8209kejadian akuntansi yang terpisah, yang kemudian dihubungkan menjadi harmoni yang berguna melalui sintesis yang tingkatannya lebih tinggi, penjelasan anomali8209anomali dan berfokus pada struktur yang komprehensif dan mendasar. Hasil akhirnya adalah dunia yang saling melekat dan terintegrasi dengan baik. Perspektif pada penelitian akuntansi Sifat Ilmu Sosial Empat asumsi ilmu sosial diuji, karena terkait dengan ontologi, epistimologi, sifat dasar manusia, dan metodologi. Asumsi8209asumsi ini dapat dibedakan menjadi dimensi subjektif 8211objektif yaitu: Pertama, asumsi ontologika, yang menekankan pada esensi fenomena akuntansi termasuk perbedaan nominalisme8209realisme. Kedua, perdebatan epistimologi menekankan pada dasar8209dasar pengetahuan dan sifat pengetahuan, mencakup perdebatan anti-positivisme8209positivisme. Ketiga, perdebatan sifat dasar manusia, yang menekankan pada hubungan antara manusia dengan lingkungannya, mencakup perdebatan voluntarisme8209determinisme. Keempat, perdebatan metodologi, yang menekankan pada metode8209metode yang digunakan utk menginvestigasi dan mempelajari dunia sosial, mencakup perdebatan ideografi8209nomotesis. Sifat Masyarakat Salah satu asumsi mengenai sifat masyarakat adalah terjadinya perdebatan konflik yang teratur (order8209conflict) atau lebih tepatnya adalah perubahan aturan radikal ( regulation8209radical change ). Sosiologi aturan ( sociology of regulation ) berusaha menjelaskan tentang masyarakat dengan berfokus pada kesatuan dan keeratannnya dan kebutuhan akan aturan aturan. Sebaliknya, sosiologi perubahan radikal berusaha menjelaskan tentang masyarakat dengan berfokus pada perubahan radikal, konflik struktural yang dalam, bentuk8209bentuk dominasi, dan pertentangan struktural pada masyarakat modern. Fondasi intelektual dalam akuntansi


No comments:

Post a Comment